Di akhir retret, 6 murid pria dan 2 murid wanita, diakui, dikonfirmasi dan disertifikasi dalam hal pengalaman praktik meditasi yang mendalam, ketangguhan mereka dalam mengarungi kehidupan serta pelayanan Dharma-nya: Agus, Anders, Akim, Sugi, Djemi, Yoehan, Ninik, Yeye.
See MoreIn Indonesia where multiple religions coexist, Agus Santoso of the Yogyakarta Chan Meditation Center is devoted to propagating Chan of the Chinese Buddhism tradition. Based on “Seven Stages of Tuning the Mind”, he developed simple yet flexible teaching methods, and collaborated with other religious groups to sow the seeds of Chan in his homeland.
See More“Mindful sebenarnya berasal dari bahasa India, sati atau smrti. Mindful berbicara tentang welas asih: caring (perhatian, merawat), sharing (berbagi), dan offering (persembahan),” tutup Master Guojun.
See MoreMaster Guojun memiliki tips yang berbeda untuk menjadi bahagia. Apa yang perlu kita lakukan? Ambil smartphone, pilih menu kamera, fotolah wajah Ajahn Brahm yang sedang tersenyum apabila kita merasa bahagia melihat wajah Ajahn Brahm tersenyum. Lalu cetak foto tersebut dan letakkan di kamar mandi, di tempat makan, di kantor, dan juga di kamar tidur. Sehingga ketika kita bangun dari tidur ke kamar mandi, kita melihat foto Ajahn Brahm, dan kita menjadi bahagia. Ketika kita mau makan, bekerja di kantor, hingga akhirnya kita hendak tidur, kita melihat wajah Ajahn Brahm, dan merasa bahagia.
See MoreSebelum dan sesudah melakukan meditasi duduk, selalu diawali dengan melakukan gerakan yoga dan pemijitan seluruh tubuh dari kepala sampai kaki. “Sebelum menggunakan obyek pernafasan, karena nafas kita sangat halus, Anda harus memulai memeriksa dan merasakan sensasi tubuh Anda dari kaki sampai kepala, memeriksa dan menyadari otot-otot yang masih tegang, kemudian membuat otot-otot tersebut menjadi rileks. Setelah Anda merasa rileks dan nyaman, baru Anda bisa menggunakan keluar masuknya nafas sebagai obyek meditasi dengan menghitung satu sampai sepuluh,” jelas Master Guoyuan.
See MoreBanyak umat Buddha sekarang ini meninggalkan kota. Kehidupan kota sangatlah sibuk dan membingungkan (hectic), terburu-buru (frantic), dan kacau (scattered). Jadi sangatlah masuk akal jika para praktisi yang ingin memperlambat hidup pada kecepatan yang sedang (sane), memutuskan untuk pindah ke luar kota. Pada faktanya, siapapun yang ingin memperlambat hidup mereka untuk menikmatinya mendapat dukungan penuh dari saya (Guojun Fashi). Tetapi pada semua hal, niat/tujuan (intention) perlu diperhatikan. Dan tindakan-tindakan yang berasal dari rasa takut hendaknya dijauhi.
See More