Komunitas Chan Indonesia pertama kali dirintis oleh Ir. Agus Santoso, praktisi meditasi asal Jogjakarta. Beliau mengikuti retret Chan (Zen) yang dibimbing Dharmācārya Shengyen (聖嚴法師), pendiri Dharma Drum Mountain di New York pada tahun 2000 dan berlanjut tiap tahunnya sampai tahun 2008. Semenjak itu rutin diadakan sesi meditasi duduk seminggu sekali di Wihara Buddha Prabha (福靈廟), Gondomanan, Jogjakarta, dan penerjemahan serta penerbitan buku-buku shigong Shengyen ke dalam bahasa Indonesia.
Tepat pada tahun 2007, Chan silsilah Dharma Drum Mountain dibawa secara resmi ke Indonesia oleh Dharmācārya Guojun, murid pewaris Dharma dari Dharmācārya Shengyen. Beliau rutin datang tiap tahun untuk memberikan bimbingan retret meditasi Chan. Pada tahun 2009 dan 2012, Dharmācārya Guoyuan dan Dharmācārya Jicheng, dua orang murid pewaris Dharma lainnya juga turut mengokohkan komunitas Chan Indonesia sebagai komunitas meditasi Zen pertama di Indonesia di bawah arahan silsilah Dharma Drum Mountain.
Chan Master Shengyen dan His Holiness the Dalai Lama
Dongchu Laoren (guru Chan Master Shengyen) dan Bhante Ashin Jinarakkhita, pelopor kebangkitan Buddhadharma di Indonesia
Peresmian Chan Forest oleh Chan Master Guojun, murid Master Shengyen
Chan Indonesia memiliki visi membangun karakter kemanusiaan tanpa memandang sekat lewat praktik penyadaran akan potensi dalam diri yang memang sudah selalu ada pada masing-masing individu.
Dengan semangat memberi manfaat pada semua, Chan Indonesia memberikan arah praktik yang jelas yang dilandasi welas dan kebijaksanaan untuk membantu dunia ini.